Wednesday, August 26, 2009

Melihat Karya Tuhan

Mazmur 19 ayat 2 sampai dengan 6 berbunyi:

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.


Betapa indahnya syair puji-pujian ini. Banyak penulis mengatakan bahwa Mazmur 19 ini menceritakan bagaimana Tuhan mengungkapkan diriNya. Tuhan mengungkapkan diriNya pertama melalui ciptaanNya yang agung (Mazmur 19:1-6) dan yang kedua melalui firmanNya (Mazmur 19:7-11).

Persoalan utama bagi kita adalah bagaimana kita menangkap ungkapan diri Tuhan itu?

Tuhan telah mengungkapkan diriNya melalui ciptaanNya. Dalam ayat 1 s/d 6 dikatakan langit dan cakrawala menceritakan kemuliaan Allah dan memberitakan pekerjaan tanganNya. Ungkapan keberadaan dan kehadiran Tuhan, yang terjadi melalui pemberitaan oleh ciptaan-ciptaan Tuhan itu, berlangsung terus menerus dari pagi sampai malam sepanjang tahun sepanjang sejarah keberadaan mereka.

Pertanyaan paling mendasar untuk menemukan Tuhan adalah apa yang kita lihat dan apa yang kita mengerti?

Kadang kita perlu pertanyakan apa yang kita lihat dan apa yang kita mengerti. Sering kita melihat tetapi kita tidak tahu atau menyadari apa yang kita lihat. Karena kita melihat tetapi kita tidak menyadari mengapa sesuatu itu terjadi. Kita sering menganggap segala sesuatu yang kita lihat sudah semestinya terjadi, sudah seharusnya begitu. Kita tak pernah mempertanyakan alasan dibalik kejadian itu. Kita tak pernah mau tahu mengapa sesuatu itu terjadi karena kita hanya tertarik pada sesuatu kejadian yang berhubungan dengan diri kita, diluar itu kita tidak mau tahu dan bukan urusan kita.

Tuhan menciptakan segala sesuatu lebih dari apa yang dapat dilihat dengan mata kita. Dengan mata kita dapat melihat pemandangan yang indah, namun itu belum lengkap. Kita harus juga menggunakan telinga kita, karena mata tidak dapat menangkap bunyi-bunyian, suara-suara burung, angin, gelombang, dsb. Namun mata dan telinga kita juga tak mampu menangkap semua ciptaan Tuhan. Kita harus menggunakan hidung kita untuk mencium bau-bauan, keharuman bunga-bunga. Itu juga belum cukup, kita harus menggunakan kulit kita untuk untuk menangkap rasa, asin, manis, pahit, dingin, panas, sakit dan sbb. Itu semua juga masih belum cukup untuk menangkap semua ciptaan Tuhan, kita membutuhkan hati kita untuk merasakan kasih sayang Tuhan dalam hidup kita. Mata saja tidak cukup. Telinga saja tidak cukup, hidung, kulit saja tidak cukup. Masih dibutuhkan mata hati kita untuk melihat kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Hati yang mampu merasakan kasih sayang Tuhan dalam kehidupan kita.
Yesus berkata: Ia berdiri didepan pintu hati kita dan mengetuk. Apakah kita mau membuka pintu hati kita baginya dan menerimanya?

Tanpa hati yang mau mencari Tuhan, yang mau bersyukur kepada Tuhan, yang mau menyembah Tuhan, maka semua yang kita lihat dengan panca indera kita menjadi tidak berguna dan sia-sia. Karena semua yang kita lihat itu menceritakan kemuliaan dan perbuatan Tuhan. Kalau kita tidak membuka hati kita untuk Tuhan, maka kita tak mampu melihat itu semua.

credit:dmanongga

No comments:

Post a Comment